Jumat, 30 September 2016

Pasal Sembahyang Jenazah.

Oleh Nasrullah.
                Pandangan imam mahzab terkait hukum menyembahyangkan jenazah adalah Fardhu Kifayah. Dilakukan boleh di Masjid, dan Kuburan tempat mayit itu hendak dikebumikan. Sementara waktu sembahyang jenazah dimakruhkan dilakukan usai sholat shubuh pada saat matahari terbit dan usai sholat ashar di waktu matahari terbenam serta waktu sedang rembang. Dan ini pendapat Abu Hanifah dan Ahmad. Sementara Malik memakruhkan di waktu terbit dan terbenam matahari saja. Adapun pendapat Imam Safi’i tidak makruh dilaksanakan disembarang waktu.

Diantara syarat sah sembahyang jenazah ialah suci dan tertutup aurat. Bahkan  Guru Fiqih Fauzi Lumbu Raya menyatakan diperbolehkan saja menyembahyangkan jenazah tanpa bewudhu sebagaimana bersiap hendak melaksanakan sholat lain.
Boleh melaksanakan sholat jenazah di kuburan, diatas tanah dan diharuskan melepas sandal atau sepatu.

Jamaah sekurang-kurangnya tiga shaf walaupun hanya terdiri dari Imam dan Dua Ma’mum. Pengaturan shafnya pun  tergantung jumlah peserta yang menyembahyangkan jenazah untuk mengisi formasi aturan barisan yang tertib.

Aisyah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorang mayit yang disembahyangkan oleh kaum muslimin sebanyak seratus orang, kesemuanya meminta syafaat dan ampun baginya, melainkan dapat dipastikan di terima syafaat dan doa mereka. (Muslim)

Ibn Abbas RA berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorang muslim mati, maka berdiri menyembahyangkannya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan dapat dipastikan Allah menerima syafa’at dan permintaan ampun mereka itu. (Muslim)

Rukun menyembahyangkan jenazah dilakukan tidak dengan ruku dan sujud sebagaimana melaksanakan sholat lain. Takbir dalam menyembahyangkan jenazah empat kali, dimulai dengan niat melaksanakan sholat bagi si mayit  mayit perempuan dewasa dan laki-laki dewasa, anak perempuan dan anak laki-laki. Takbir membaca Allahu Akbar,  setelah takbir pertama membaca surah Al-Fatihah hukum wajib sholat dan makruh membaca doa iftitah sebagaimana sholat lainnya. Setelah takbir kedua membaca Shalawat Nabi, setelah takbir ketiga mendoakan mayit  dan setelah takbir keempat doa dan diakhiri salam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls