Selasa, 22 September 2020

Khalwat Menghadap Allah


Khalwat harus meliputi pengasingan lahir dan pengasingan batin. Pengasingan lahir dilakukan dengan cara mengasingkan diri dari dunia, memencilkan diri di tempat yang jauh dari manusia, sehingga orang lain di duni terbebas dari sifat dan eksistensi dirinya yang buruk. Pengasingan itu dilakukan agar sumber eksistensinya yang buruk, ego,d an hawa nafsunya yang liar terpisahkan dari makanan sehari-harinya. Tindakan itu juga dilakukan untuk mendidik nafsunya dan meningkatkan pertumbuhan ruhaninya.


Jika hendak mengasingkan diri, ikhlaskanlah niatmu. Karena dari satu sisi, pengasingan diri serupa dengan keadaan di dalam kubur, engkau mati dan hanya mengharapkan rida Allah, seraya menjauhkan hati dari segala kotoran. Dengan begitu, hatimu akan meraih tingkat kesucian hakiki. Dalam kerangka inilah Rasululah saw. bersabda:


“Muslim adalah yang muslim lainnya selamat dan aman dari tangan dan lidahnya.”


Seorang mukmin akan mengunci lidahnya dari kata-kata yang tak berguna, karena Rasulullah saw. bersabda:


“Keselamatan seseorang bergantung pada lidahnya. Kesengsaraan dan bencananya juga disebabkan lidahnya.”


Ia menutup matanya dari yang haram agar tatapannya tidak jatuh atas milik orang lain. Ia menutup telinganya dari mendengar dusta dan keburukan, serta membelenggu kakinya dari perbuatan dosa.


Rasulullah saw. menegaskan bahwa setiap anggota tubuh kita dapat melakukan dosa:


“Mata dapat berzina. Ketika salah satu indera atau salah satu anggota tubuhmu berdosa, satu kahluk yang hitam dan buruk muncul darinya di hari kiamat dan ia akan menjadi saksi atas dosa yang diperbuatnya. Kemudian ia akan dilemparkan ke dalam api neraka.”


Allah memuji roang yang menjaga dirinya dari maksiat. Itulah bentuk penyesalan yang sesungguhnya dan tobat yang diterima. Allah berfirman:


Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya 

(Al-Nazi’at (79) : 40-41).


Siapa saja yang takut dan ingin bertobat kepada Tuhan – dengan tidak berbuat buruk kepada dirinya dan kepada kaum mikmin lainnya – maka dalam pengasingannya itu ia akan berubah menjadi layaknya pemuda yang tampan. Ia akan menjadi pelayan bagi para penghuni surga.

Pengasingan diri merupakan upaya untuk melawan musuh berupa dosa dan kesalahannya sendiri. Dalam kesendirian, seseorang meraih kesucian diri.


Allah berfirman:


Maka barang siapa berharap bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal saleh dan tidak menyekutukan Tuhannya dalam beribadah kepada-Nya. 

(Al-Kahfi (18) : 110).


Itu baru penyucian lahir. Penyucian batin dilakukan dengan berupaya agar hati dan pikiran kosong dari segala sesuatu yang bersifat duniawi, dari keburukan dan hawa nafsu, seraya meninggalkan makan, minum, harta, keluarga, istri, anak-anak, perhatian, dan bahkan cinta terhadap semua.


Dalam kesendirian itu, tidak ada lagi pemikiran, pendengaran, maupun penglihatan kepada yang lain.


Rasulullah saw. bersabda:


“Ketenaran dan segala yang dibawanya adalah bencana. Menjauhkan diri dari ketenaran dan pengakuan orang lain adalah kenikmatan.”


Orang yang berniat menyendiri secara batin harus menutup hatinya dari keangkuhan, kesombongan, dendam, kezaliman, amarah, iri hati, ketidaksabaran, firnah, dan sebagainya.


Jika salah satu sifat dan perasaan semacam itu masuk ke dalam diri seseorang saat ia menyendiri, maka hatinya akan rusak. Ia tersingkir dari posisi mengasingkan diri, dan penyendiriannya menjadi sia-sia. Sekali saja kotoran memasuki hati, kesuciannya akan hilang dan semua kebaikan akan terhenti.


Allah berfirman:


Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir. Sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. 

(Yunus (10) : 81).


Bisa jadi perbuatan seseorang tampak baik di mata orang lain. Namun jika hatinya dimasuki sifat-sifat buruk, ia dianggap sebagai pembuat kesesatan yang menipu dirinya sendiri dan orang lain.


Rasulullah saw. bersabda:


“Keangkuhan dan kesombongan merusak iman. Fitnah dan umpatan adalah dosa yang lebih buruk daripada zina.”

“Layaknya api yang membakar kayu, dendam membakar semua kebaikan.”

“Siasat licik itu tengah tidur, terlaknatlah orang yang membangunkannya.”

“Orang yang kikir tidak akan pernah masuk surga, meski ia habiskan seluruh umurnya dalam shalat.”

“Kemunafikan adalah syirik yang tersembunyi.”

“Surga akan menolak orang yang menolak orang lain.”


Masih banyak lagi sikap dan perilaku buruk yang dicela oleh Rasulullah saw. Apa yang telah disebutkan di atas kiranya cukup menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan dunia membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian sehingga kita harus benar-benar mengerahkan seluruh perhatian ketika kita berjalan did atasnya.


Tujuan pertama tasawuf adalah penyucian hati. Tindakan pertama yagn wajib dilakukan di jalan ini adalah menolak nafsu dan hasrat rendahnya. Kewaspadaan yang dilahirkan dari penyendirian, kekhusyukan, perenungan, dan zikir akan mengendalikan nafsu seseorang. Selain itu, Allah Swt. akan mencerahkan hatinya.


Dalam penyendirian, tidak ada sesuatu pun yang ddilakukan secara terpaksa. Semuanya dilakukan dengan cinta, keikhlasan, dan keimanan sejati. Jalan yang diikutinya bukanlah jalannya sendiri, melainkan jalan para sahabat Nabi, para tabiin, dan orang-orang yang diberik petunjuk.


Jika seorang mukmin mengikuti jalan tobat dengan cara ini disertai niat untui membersihkan hatinya, Allah Swt. akan menyelamatkannya dari segala bahaya dan kejahatan. Penampilannya menjadi enak dipandang. Kesucian akan mewarnai pikiran dan perasannya, baik yang diungkapkan maupun yang disimpan.


Segala tindakannya dilakukan dengan pertimbangan, sebab ia berada di hadapan Allah. “Allah mendengar orang yang memuji-Nya.” Dengan demikian, Allah selalu memperhatikan dirinya. Allah menerima doa, kerinduan, dan pujian serta memberinya segala yang dikehendaki-Nya. Allah berfirman:


Barangsiapa menghendaki kemuliaan maka bagi Allah semua kemuliaan. Kepada-Nya naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yagn saleh dinaikannya.

(Fathir (35) : 10).


Kesucian melindungi lidahnya, sehingga ia tidak mengungkapkan kata-kata yang tidak berguna. Lidah adalah alat yang indah untuk memuji Tuhan, untuk melafalkan nama-nama-Nya yang indah, dan untuk menegaskan Keesaan-Nya. Allah memperingatkan kita agar tidak mengatakan kata-kata yang tidak berguna.


Sungguh beruntunglah orang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.

(Al-Mu’minun (23) : 1-3).


Allah Swt. melimpahkan rahmat, kasih sayang dan karunia-Nya kepada orang yang belajar dan beramal dengan niat yang baik. Dia menunjukkan jalan menuju kedekatan kepada-Nya dengan menaikkan derajatnya. Dia mencintainya; Dia mengampuni dosa-dosanya.


Ketika derajat seseorang dinaikkan ke tingkatan itu, hatinya menjadi seluas samudra. Keadaan samudra itu tidak akan berubah karena kekejaman dan kezaliman yang didlakukan manusia akepadanya.


Rasulullah saw. bersabda:


“Jadilah seperti samudra yang penampakkan tidak berubah, tetapi di dalamnya kau tenggelamkan pasukan gelap hawa nafsumu.”


Pasukan nafsu ditenggelamkan seperti Fir’aun dan tentaranya yang ditenggelamkan di Laut Merah. Di atas samudra, biduk agama berlayar dengan aman; ia lintasi samudra luas itu. Ruh si penyendiri itu menyelami kedalamannya untuk menemukan mutiara hakikat, menuju hamparan mutiara ilmu, dan permata karunia, lalu kembali untuk menyebarkannya.


Allah berfirman:


“Dari keduanya keluar mutiara dan permata.”

(Ar-Rahman (55) : 22).


Hati seluas samudra itu hanya bisa dimiliki jika keadaan lahirmu sama dengan keadaan batinmu. Apa yang tersimpan dalam hatimu sama dengan yang terungkap oleh lisan dan perbuatanmu. Jika keadaan ini tercapai. Takkan ada kemajemukan, perpecahan, ata kekacauan dalam samudra hati. Ia takkan diserang badai kesessatan.


Orang yang mencapai tingkatan ini berada dalam tingkatan tobat sejati ia akan memiliki banyak ilmu yang bermanfaat. Semua perbuatannya berguna bagi orang lain hatinya tak pernah condong kpada kejahatan. Jika ia salah atau lupa ia diampuni, karena ia mengingat jika lupa dan bertobat jika berdosa. Ia dekat kepada Tuhannya dan juga kepada dirinya sendiri.


____Syekh Abdul Qadir Al Jailani QS dalam kitab:sirrul Asrar.

Jumat, 07 Agustus 2020

Data Kualitatif Abah Anom.Ra

 

Guru Talqin Zikir Zahar dan Khafi Kami, Abah Anom yang kami cinta, kasih, sayang karena Allah. Yaa Allah semoga engkau selalu tinggikan derajat beliau hingga akhir nanti dan berdampingan selalu dengan Rasulullah Saw.

Sabtu, 04 Juli 2020

Yaa Khafiyal Luthfi Adrikni Biluthfikal Khafi

Perangai Lemah Lembut Abah Anom

Oleh NASRULLAH


Bismillahirrahmanirrahim ( Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Shalawat dan Salam selalu tercurah atas Baginda Rasulullah Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman.

Mengenang Talqin Abah Anom KH.Shohibul Wafa Tajul Arifin dengan lembut menyampaikan pesan kepada Ikhwan yang di Talqin. Abah Anom Talqin muridnya dengan kalimat syahadat sebagai dzikir Zahar dan Allah dalam dzikir khafinya seraya mengetuk jari telunjuk.

Selain itu, dirinya dengan lemah lembut sampaikan selalu berdoa sebelum tidur dengan cara sama seperti Rasulullah Saw. Berebah menghadap kekanan sambil lantunkan dzikir Yaa Lathif sampai tertidur.

Dahsyatnya keutamaan Asmaul Husna satu ini, 

Al Lathif
BERSIKAP LEMAH LEMBUT

Kelemahlembutan adalah akhlak yang mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah Ta'ala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika ia hadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah Ta'ala dan makhluk-makhluk-Nya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut ini, Insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidak pernah terpisah dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia akan gagal untuk menyelesaikan problemnya. Dengan agungnya akhlak ini hingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya : " Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)." (H.R Muslim).
Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seseorang sahabat yang meminta nasehat : " Janganlah kamu marah." Dan beliau mengulangi berkali-kali dengan bersabda : "Janganlah kamu marah." (HR. Bukhari). Dari hadist ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah.
Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh dorongan hawa nafsu yang menyebabkan pelakunya melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dari kelemah lembutan. Didalam hadist yang shahih Rasulullah bersabda : "Bukanlah dikatakan seorang yang kuat dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (Muttafaqun 'Alaih).
Ulama telah menjelaskan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit marah yang tercela yang ada pada seorang hamba, yaitu :
1. Berdoa kepada Allah "Azza wa Jalla yang membimbing dan menunjuki hamba-hamaba-Nya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri mereka. Allah berfirman : "Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan." (Ghafir : 60).
2. Terus menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Qur'an, bertasbih, bertahlil dan istighfar karena Allah telah menjelaskna bahwa hati manusia akan tenang dan tentram dengan mengingatn-Nya. Dia berfirman : "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Ar-Ra'd : 28).
3. Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan amarah dan balasan bagi orang yang mampu menahan amarahnya, seperti sabda Nabi: "Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya dihadapan para makhluk-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemauannya." (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Shahihul jami' No.6398).
4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya ia duduk, dan jikalau ia duduk hendaklah ia berbaring, sebagaimana perintah Rasulullah dalam sabda beliau : "Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah berbaring." (Al-Misykat 5114).
5. Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemah lembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemah lembutn berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya, bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan menjelekkannya. Yang demikian ini telah disabdakan oleh Rasulullah dalam hadist berikut : "Tidaklah kelembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan menjadikannya jelek. "(HR. Muslim) Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai kelembutan, sebagaimana sabda Rasulullah: "Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyenangi kelembutan dalam segala usrusan. Dan Dia memberikan pada kelembutan apa yang tidak diberikan-Nya kepada kebengisan."(HR. Muslim). Bersegeralah menghiasi diri dengan akhlak terpuji yang dimiliki rasulullah dan dicintai Allah ini. Dan jauhilah kemarahan, kebengisan dan ketidak ramahan, karena yang demikian akan menghinakan derajat pelakunya dan membuat keonaran dikalangan manusia serta menimbun dosa disisi Allah ta'ala. Ingatlah selalu sabda Rasulullah : "Barangsiapa yang dihalangi untuk berakhlak lembut, maka ia akan dihalangi dari seluruh kebaikan."(HR Muslim). Wallahu a'lam

Jumat, 29 Mei 2020

Doa



Yaa Allah Yaa Hayuu Yaa Qayum Birahmatika Astagitsu 4x


Allahuma Sholi Allah Muhammad Waa Alaihi Wasalam


Yaa Allah bentangilah Maghfirah Ampunan Mu pada diri hamba atas kekhilafan, kelalaian, kekurangan, dan kejahilan kami. Dan juga kepada orang tua kami.


Bentangilah curahan asuhan Cinta Kasih dan SayangMu kepada diri kami, orang tua kami, anak istri kami, saudara-saudara kami, keluarga kami, yang ada disekitar kami, para guru-guru kami dan pimpinan yang kami Cinta Kasih Sayang karena Allah.


Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Tiada yang lebih kami cinta kasih sayang karena Allah selain Allah dan Rasulullah yang Kami Cinta Kasih Sayang karena Allah. Yaa Allah Lindungilah kami dari kemurkaan dan kebencian Mu, dari sifat buruk dan pikiran negatif kami dialam pikiran bawah sadar kami, dari pengaruh buruk yang dapat menyesatkan kami, dari godaan setan yang terkutuk, dan dari azab bala mu yang pedih dan keras itu.


Yaa Allah Yaa Hayuu Yaa Qayum Birahmatika Astagitsu 3x Allahuma Sholi Alla Muhammad.


Yaa Allah berilah kami petunjuk Hidayah dan Inayah Mu untuk dapat selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Mu.


Yaa Allah berilah kami petunjuk Hidayah dan Inayah Mu untuk dapat melaksanakan Hak Mu atas diri kami, Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Iyya Kana Buduwa Iyya Kanastain (Hanya  Allah disembah dan Meminta pertolongan)


Yaa Allah berilah petunjuk dan hidayah mu pada kami dalam menuju keridhoan Mu. Illahi anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Attini Mahabahtaka wamarifataka. 


Yaa Allah berilah kami petunjuk hidayah dan Inayah mu dalam bentuk ilmu yang berguna lagi bermanfaat di dunia dan akhirat. Bimbinglah dan ajarilah kami dalam menjalani hidup dan menyelesaikan persoalan hidup kami, dalam menjalani aktifitas pekerjaan kami secara profesional, dalam mengatur hidup untuk urusan dunia dan akhirat, juga mengatur pola pikir bawah sadar kami. Bimbinglah dan ajari kami menjadi kepala rumah tangga yang bertanggung jawab dicinta kasih sayang karena Allah. Sebagaimana janjimu melalui Rasulullah Saw bakal menaungi orang-orang yang mencintai kasih sayang karena Allah. Masukan lah kami dalam golongan orang-orang yang cinta kasih sayang karena Allah. Jadikanlah keluarga kami keluarga Sakinah, Mawadah Warahmah. Bahagiakanlah kami dan anak istri kami di dunia dan akhirat, sehatkan lah dan panjangilah umur kami dan anak istri kami, mudahkanlah segala urusan kami dan anak istri kami. Yaa Allah jadikanlah anak kami, anak yang Sholeh beriman dan bertaqwa terhadap Mu dan dekat denganMu dan Rasulullah Saw. Yaa Allah

Kabulkan lah hajat kami dan naungilah kami dalam bentuk sebuah rumah.Yaa Allah berilah kami Rezeki yang luas lagi banyak dan halal untuk kami.


Yaa Allah jika engkau berkenan, tolonglah kami berilah kami kemampuan untuk dapat menafkahi lahir batin anak istri kami yang kami cinta kasih sayang karena Allah, berilah kami pekerjaan yang mendatangkan rezeki yang luas lagi banyak dan halal. Mudahkanlah segala urusan kami dan anak Istri kami selama hidup di dunia dan akhirat. Amin.


Yaa Khafiyal Luthfi Adrikni Buluthfika Khafi Yaa Arif Alimulghaibi Wa Syahadah.

Yaa Khafiyal Luthfi Adrikni Buluthfika Khafi Yaa Arif, Tiada Tuhan Selain Allah yang maha Esa, Maha Sempurna, Maha Luhur, Maha Agung, Maha Mulia, Maha Besar karunia-Nya, Maha Pengampun Lagi Maha Penerima Tobat, Maha Kaya, Maha Pemberi Rezeki, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Maha Pencipta Alam Semesta, Maha Mengatur lagi Mengurus Makhluk Ciptaannya, Maha Arif Bijaksana, Maha Alim Awal dan Akhir, Maha Alim Lahir dan Batin, Maha Alim Khafi dan Zahir, Maha Alim Sir, Fuadun, Syagaf, Maha Alimulghaibi Wa Syahadah yang kami cinta kasih sayang karena Allah.


Yaa Allah, Tolonglah kami dalam menjalani aktivitas kami di bidang jurnalis yang profesional dan terdepan.Bimbinglah dan Ajarilah kami dalam menciptakan karya yang berkualitas memiliki pengaruh luar biasa dahsyat di khalayak publik audien umat orang banyak hingga berujung penghasilan bagi diri kami terutama hamba yang memerlukannya kini.


Yaa Allah bimbinglah kami dalam mempengaruhi narasumber dan mengelola sumber daya dari para audiens khalayak publik umat orang banyak melalui karya kami hingga berujung 

penghasilan bagi diri kami terutama hamba yang memerlukannya kini.


Yaa Allah bimbinglah dan ajariah kami dalam menundukan logaritma YouTube melalui Chanel dan video kami hingga berujung penghasilan bagi diri kami.


Yaa Allah bimbinglah dan Ajarilah kami dalam menjadi pemimpin rumah tangga yang dapat menjaga anak istri dan keluarga. Serta dapat menafkahinya lahir batin dan sejhterakan serta bahagiakanlah kehidupan mereka di dunia dan akhirat.


Yaa Allah bimbinglah dan Ajarilah kami memulai usaha bisnis yang halal hingga berujung penghasilan bagi diri kami.


Yaa Allah bimbinglah dan Ajarilah kami memulai KPR hingga berujung kabulnya hajat kami, sebagaimana janji Allah dan Rasulullah terhadap orang-orang yang saling mencintai, menyayangi semata-mata karena Allah. Semoga engkau masukan kami dalam kelompok orang-orang seperti ini.


Rabbizidni Ilman Nafiah.


Allahuma Sholi Ala Saidina Muhammadin Wa Alaihi Wa Shabihi Wa Salim.3x


Yaa Allah, Yaa Hayyu, Yaa Qayum, Birahmatika Astagitsu. 4x


Allahuma Sholi Ala Saidina Muhammadin Wa Alaihi Wa Shabihi Wa Salim.3x


Innahu Min Sulaiman Wa Innahu Bismillahirrahmanirrahim.

Allahuma Yaa Qadhi Yaa Al Hajaat.

Yaa Raazaq Yaa Ghani Yaa Wakil Yaa Rahman Yaa Rahim. Allahumaghfini Bihalalika Wa Aghnini Bifadhlika Aman Siwak.

Allahuma Inna Nasaluka Huda Wa Tuqa Wal Afwa Wal Ghina.

Innahu Min Sulaiman Wa Innahu Bismillahirrahmanirrahim.

Allahuma Yaa Qadhi Yaa Al Hajaat.

Yaa Allah bentangilah kami terutama diri hamba dengan rezeki berupa uang yang berlimpah ruah, jika masih diatas langit, turunkan segera saat ini untuk diri hamba yang membutuhkannya, jika sedikit rezeki, perbanyaklah lagi rezeki untuk diri hamba, jika jauh, dekatkanlah pada diri hamba. Yaa Allah mudahkanlah hamba dalam perolehannya rezeki, dan lancarkanlah dalam urusannya.


Yaa Allah bimbinglah dan Ajarilah kami terutama hamba dalam menggunakan anugerah rezeki yang kau titipkan pada diri kami kepada jalanmu bak para wakil Allah dimuka bumi ini yang ikhlash mendermakan sebagian hartanya semata-mata karena Allah. Terutama dimulai dari menafkahi anak istri yang kami cinta, kasih, sayang karena Allah. 


Yaa Allah semoga dengan anugerah rezeki yang engkau beri kepada diri hamba ini dapat melunasi hutang piutang kami sebelum malaikat maut menjemput diri ini.  Yaa Allah bantu dan tolonglah kami dapat keluar dari struktur tata negara ini yang pemimpinnya belum mampu selesaikan perkara hutang negaranya. Amin.




Jumat, 22 Mei 2020

Ikhwan Inabah ke Kamar Khalwat di Tengah Pandemi Corona



Memetik Berkat Lailatul Qadar Di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan.

Oleh Nasrullah

Firman Allah SWT:
(بِّسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ۝  وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ۝ لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَیۡرࣱ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرࣲ ۝  تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِیهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرࣲ ۝ سَلَـٰمٌ هِیَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ)
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!
[Surah Al-Qadr 1 - 5]

Lailatul Qadar merupakan satu malam yang dikaruniakan Allah teruntuk umat Nabi Muhammad.Saw, dimalam itu umat Rasulullah yang beribadah mendapatkan ganjaran pahala berkali-kali lipat yang nilainya sama seperti beribadah selama 1000 bulan. Pada malam itu Allah hadir bersama para malaikatnya turun ke bumi dengan struktur formasi bintangNya dari langit satu hingga ke langit ketujuh mencari umat Rasulullah yang giat beribadah menuju keridhoan Allah taala semata.

Malam ini juga merupakan malam di mana Al-Quran diturunkan. Allah berfirman:
(إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةࣲ مُّبَـٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِینَ)
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat.[Surah Ad-Dukhan 3]

Mulia Al-Quran kerana Ia merupakan Imam umat Islam dan kalam Allah, ia merupakan ilmu Allah, yang maha suci dari segala kekurangan. Kitab mukjizat yang diturunkan pada bulan mulia, pada malam mulia yaitu Lailatul Qadar.

Baginda Rasulullah Saw setiap malam pada 10 akhir bulan Ramadhan selalu giat beribadah secara sungguh-sungguh memetik keutamaan malam Lailatul Qadar di setiap malam ganjil di setiap akhir bulan Ramadhan.

Baginda Rasulullah Saw dimalam 10 terakhir bulan Ramadhan rela meninggalkan Istri untuk beribadah sungguh-sungguh kepada Allah. Sebagaimana hadist dibawah ini,

Dari Aisyah Ra, beliau berkata, 'Rasulullah SAW ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari dan Muslim).

Ibadah merupakan karunia Allah taala dalam bentuk hidayah dan inayahnya, karena diri tiada daya dan upaya untuk tetap taat padaNya melainkan semua itu atas pertolongannya. Untuk itu jika mendapatkan hidayah Allah berupa keringanan dapat melaksanakan Ibadah agar dijaga baik-baik karena itu merupakan bentuk pertolongan Allah yang menggerakkan diri untuk dapat taat ibadah kepadaNya.

"Apabila kalian memiliki teman yang membantumu dalam ketaatan, maka genggam erat tangannya, karena mendapatkan seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah".

Demikian pewaris Rasulullah yang selalu giat beribadah dengan meneladani Rasulullah.Saw. Disetiap 10 akhir bulan Ramadhan menyisihkan sarung dan mencari tempat tafakur diri seperti di masjid dan kamar sebagai ruang khalwatnya untuk bertadarus Al Qur'an.

Ditengah pandemi Corona Covid-19 ini, momentum yang tepat digunakan untuk berkhalwat dengan kembali ke ruang kamar dan bertaqarub kepada Allah ta'ala. Inabah kembali kepada Allah meniti struktur maqamat dengan bertobat. Karena di 10 malam terakhir Ramadhan ini Allah membentangkan Maghfirah berupa ampunannya yang luas. 

Seseorang yang dianugerahkan Allah keutamaan Lailatul Qadar di malam itu terbagi tiga kelompok golongan. Pertama kelompok kalangan Salik atau Awam yang berharap pahala yang banyak dan jiwanya inginkan balasan curahan rahmat dan pahala dari Allah akan aktifitas ibadahnya di malam 1000 bulan itu.

Kedua, kelompok golongan khawas atau setingkat Muridun. Mereka melihat malam itu dengan banyaknya para malaikat turun mengelilinginya dengan pandangannya orang yang Kasyaf. Para malaikat mengamini setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah taala. Dimana para malaikat turun membawa perkara takdir seseorang dari Allah selama setahun mulai dari urusan rezeki, nasib, dan curahan rahmat Allah.

Ketiga, kelompok golongan khawashul Khawas atau setingkat Muradun. Mereka inilah orang yang hanya mencari ridho Allah dalam setiap aktifitas ibadahnya dan kehidupannya tiada lain hanya Allah dan Rasulullah dalam dirinya. Menjadikan dirinya hanya tempat persinggahan Allah dan Noor Muhammad, sehingga  dibukakan mata batinnya oleh Allah taala dapat kasyaf melihat keistimewaan malam Lailatul Qadar hingga sampai ke lauhul mahfuzh, dimana para malaikat beriringan turun di setiap formasi bintang dari langit ke satu hingga ketujuh. Orang ini kalangan istimewa setingkat Aulia Allah seperti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Datu Kelampayan dan zuriatnya, termasuk Abah Guru Sekumpul KH.Abdul Ghani.Ra.

Sebagaimana tausyiah Abah Guru Sekumpul Martapura, seseorang yang pernah dilihatkan keutamaan Lailatul Qadar itu qalbu hatinya lembut dan kerap menangis khauf takut kepada Allah taala, tangisnya merupakan curahan rahmat kasih sayang Allah untuk dirinya bahkan jar Rasulullah.Saw seseorang umatnya yang pernah menangis takut kepada Allah taala terjamin masuk surga.

MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLAH

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!
Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.
Pernahkah kita merenung tentang ucapan kita bahwa “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah” (Al-An’am : 162). Atau, pernahkah kita berpikir sudah banyakkah pengorbanan yang kita lakukan untuk berjihad dijalan-Nya ? Lantas adakah energi yang mengerakkan lahir dari perenungan kita tersebut ? energi ini mampu membongkar pertahanan malas yang menggerogoti tubuh, energi ini mampu memberikan semangat baru untuk beramal dan energi ini mampu mempertahankan kenikmatan iman di dalam jiwa sehingga ia mampu menguatkan, mengokohkan serta menjadikan pribadi-pribadi kita lebih mulia dan bercahaya.

Ya…

Dialah energi yang bersumber dari ketakutan kita kepada allah.

Merenung dan berfikir sejenak, pada waktu dan tempat yang menghangatkan, akan membuat kita berpikir, tentang amal-amal kita, dosa-dosa yang telah kita kerjakan, kesia-siaan dalam beraktivitas, serta senantiasa menggerakkan batin kita untuk berdzikir dan mengingat Allah swt.

Merenung dan berkhalwat (menyendiri) dengan Allah swt akan membuat kita takut kepada Allah. Takut jika kita meninggal sebelum benar-benar bertaubat kepada Allah. Takut dari Istidraj, dimana kenikmatan yang Allah berikan tanpa disertai dengan ridhanya, takut jika meninggal dalam keadaan su’ul khotimah, takut dari sakratul maut dan tercabutnya ruh dari dalam tubuh, takut dari kesalahan menyeberang diatas shirot (jembatan), takut dari neraka dan berbagai siksa didalamnya, serta takut diharamkan syurga serta nikmat didalamnya.

Merenung dan berkhalwat dengan Allah swt yang disertai dengan kekhusyuan, akan membuat kita menangis, betapa diri kita jauh dari sosok-sosok mulia yang menyejarah. Sangat berbeda dengan sosok Salahudin Al Ayubi yang mampu memenangkan perang salib, dengan Ali ra pemuda penghuni syurga yang penuh dengan keberanian dan memiliki akhlak yang mulia, dengan Muhammad Al-fatih yang tidak pernah meninggalkan sholat malam semenjak Baligh, yang tidak pernah kehilangan hafalan selama hidupnya. Saudaraku… berkhalwat dengan Allah swt, membuat kita tersadar dimanakah posisi kita dihadapan Allah swt ?

Tahukah engkau bahwa menangis karena takut kepada Allah membuat kita mendapatkan naungan di hari kiamat kelak ?

Rasulullah saw bersabda :

“Tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah disaat tidak ada naungan selain naungan-Nya…. (diantaranya) seseorang berdzikir kepada Allah menyendiri dan menangis karenanya”

Tahukah engkau bahwa menangis karena takut kepada Allah membuat kita terbebas dari azab Allah ?

“Dua jenis mata yang tidak disentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang piket malam fisabilillah” (HR. Turmudzi)

Tahukah engkau bahwa menangis karena takut kepada Allah membuat kita berada dalam limpahan cinta ilahi ?

“Tidak ada yang lebih dicintai Allah dari dua tetes dan dua bekas; tetes-tetes air mata karena takut kepada Allah dan tetes-tetes darah yang tertumpah fi sabilillah. Dua bekas tersebut adalah berkas berjihad di jalan Allah dan bekas dalam kewajiban yang Allah wajibkan (shalat berjama’ah)” (HR. Turmudzi)

Tahukah engkau bahwa menangis karena takut kepada Allah membuat kita berada dalam ampunan dan maghfirah-Nya ?

“Apabila seorang hamba merinding karena takut kepada Allah maka dosa-dosanya berguguran bagai bergugurnya dedaunan dari pohon yang kering” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)

Subhanallah…

Sungguh betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hambanya yang menangis karena ketakutan kepada Allah.

Semoga kita senantiasa menjadi bagian dari orang-orang yang mengingat-Nya, lalu terpekur dan menangis karena takut kepada-Nya.




















Kamis, 21 Mei 2020

Tokoh Infrontalis Terdepan ISLAM




Assalamualaikum Wr Wb,

Kali ini ikhwan akan membahas perihal Pertama atau Orang Pertama yang memiliki mindset sudut pandang yang berbeda. Sehingga merekalah orang terpilih, karena pola pikirnya yang infrontalis terdepan dan berada di garis pertama. Siapakah mereka ? Namanya tercatat di history sejarah, profesi mereka lebih dari seseorang yang miliki prinsip kerjanya yang paling arogan, "Aku Akan Tahu Sebelum Orang Lain Mengetahui, Jika Sukses Jangan Dipuji, Jika Gagal Jangan Dicari". Profesi apa ini, para pakar hukum pidana yang selalu menyimpan arsip negara secara rahasia bak Inteljen dunia.

Kembali kepada orang pertama. Contohnya, siapa penemu telepon pertama ?

Jawabnya adalah Alexander Graham Bell.

Kalau aspek religius, siapa orang pertama yang menulis Bismillah ?

Wah, pasti pada bertanya siapa ya. Bingung kan, jika anak yang bertanya kepada orang tua tidak tahu bagaimana, kasihan anak kan. Untuk itulah mari kenali tokoh religius Islam 30 orang dibawah ini.

1. Orang yang pertama menulis
Bismillah : 
*Nabi Sulaiman AS.*

2. Orang yang pertama minum air
zamzam :
*Nabi Ismail AS.*

3. Orang yang pertama berkhitan :
*Nabi Ibrahim AS*

4. Orang yang pertama diberikan
pakaian pada hari qiamat :
*Nabi Ibrahim AS.*

5. Orang yang pertama dipanggil
oleh Allah pada hari qiamat :
*Nabi Adam AS.*

6. Orang yang pertama mengerjakan sa'i antara Safa & Marwah :
*Sayyidatina Hajar*

7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat :
*Nabi Muhammad SAW.*

8. Orang yang pertama menjadi
Khalifah Islam :
*Abu Bakar As Siddiq RA.*

9. Orang yang pertama
menggunakan Kalender Hijriyyah :
*Umar bin Al-Khattab*

10. Orang yang pertama
meletakkan Jabatan khalifah
dalam Islam :
*Hasan bin Ali RA.*

11. Orang yang pertama
menyusukan Nabi Muhammad
SAW :
*Thuwaibah RA.*

12. Orang yang pertama syahid
dalam Islam dari kalangan lelaki :
*Haris bin Abi Halah*

13. Orang yang pertama syahid
dalam Islam dari kalangan wanita :
*Sumayyah binti Khabbat*

14. Orang yang pertama menulis
hadis di dalam kitab / lembaran :
*Abdullah bin Amru bin Al-Ash*

15. Orang yang pertama memanah
dalam perjuangan fisabilillah :
*Saad bin Abi Waqqas*

16. Orang yang pertama menjadi
muazzin dan menyerukan adzan: *Bilal bin Rabah*

17. Orang yang pertama sholat dengan Rasulullah SAW :
*Ali bin Abi Tholib*

18. Orang yang pertama membuat
mimbar masjid Nabi SAW :
*Tamim Ad-dary*

19. Orang yang pertama menghunus pedang dalam
perjuangan fisabilillah : 
*Zubair bin Al-Awwam*

20. Orang yang pertama menulis
sejarah Nabi Muhammad SAW :
*Ibban bin Othman bin Affan*

21. Orang yang pertama beriman
dengan Nabi SAW :
*Khadijah bt Khuwailid.*

22. Orang yang pertama menggagas usul fiqh :
*Imam Syafi'i RH.*

23. Orang yang pertama membina
penjara dalam Islam:
*Ali bin Abi Tholib*

24. Orang yang pertama menjadi
raja dalam Islam :
*Muawiyah bin Abi Sufyan*

25. Orang yang pertama membuat
perpustakaan umum:
*Harun Ar-Rasyid*

26. Orang yang pertama
mengadakan baitulmal : 
*Umar bin Khattab*

27. Orang yang pertama
menghafal Al-Qur'an setelah
Rasulullah SAW :
*Ali bin Abi Tholib*

28. Orang yang pertama membangun menara di Masjidil
Haram Mekah:
*Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur*

29. Orang yang pertama digelar
Al-Muqry :
*Mus'ab bin Umair*

30. Orang yang pertama masuk
 ke dalam syurga :
*Nabi Muhammad SAW*.               

*Wasalam*

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls