Alhamdulillah Segala Puji Bagi Allah shalawat
dan salam semoga selalu tercurah atas baginda Rasulullah.SAW beserta keluarga
yang kita cinta kasih dan sayang karena Allah, begitu terasa hidayah inayah di
bulan Ramadhan ini dan maha benar Allah atas segala firmanya dan yang
disampaikan beliau terhadap umatnya. Semoga Allah terus memberi petunjuk
hidayah dan inayahnya untuk terus istiqomah dalam meningkatkan keimanan dan
ketakwaan terhadap Allahu ta’ala. Diakhir bulan pada hitungan 10 malam ganjil
bulan Ramadhan saya mengenang apa yang disampaikan Abah Anom guru kami yang
kami cinta kasih dan sayang karena Allah. Sebelum beliau menyampaikan motivasi
dalam dzikir zahar dan khafinya, beliau menceritakan salah seorang riwayat
sosok Ibu seperti Istri tercinta Nabi Muhammad.SAW yaitu Siti Khadijah.RA dan
sosok Rabbayiatul Adawiyah.RA pengikutnya sosok wanita sholehah yang memiliki tekad motivasi dalam
kehidupanya hanya allah maksudnya semata untuk meraih Ridho Allah, sebagaimana tujuan
dzikir dan ibadah santri disini Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Attini
Mahabahtaka Wamarifataka.
Beliau sadar sudah divonis nabi
melalui hadistnya bagi kehidupan para wanita waktu itu yang rata-rata neraka
akan dihuni banyak kalangan wanita dibandingkan pria. Beliau sebagai wanita sholeh
menangis sehingga menyatakan bahwa dirinya selalu memanjatkan doa kepada Allahu
ta’ala bahwa aku tak pantas masuk syurga begitu pula dengan kehidupan neraka dirinya
bakal tak tahan azab itu. Oleh karena itulah Beliau menanggalkan keduanya dalam
tujuannya setiap beribadah kepada Allahu ta’ala sebagaimana Rasulullah.SAW
menanggalkan dunia dalam aktifitas hidupnya. Ibunda Rabbayiatul Adawiyah.RA
dalam menjalani sisa hidupnya beribadah kepada Allah diniatkan semata-mata
untuk meraih Ridho Allah secara ikhlash menjadikan dirinya sebagai tempat
persinggahan Allah karena bentuk segala kebaikan bersumber dari Allah dan
keburukan dari dirinya yang hina lemah dan tiada daya upaya melainkan atas
pertolongan Allah. Demikian visi hidupnya bertujuan hanya Allah dan Ridho Allah semata sebagaimana disampaikan Abah Anom.RA yang kita cinta kasih dan sayang karena
Allah kepada seluruh santrinya Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Attini
Mahabahtaka Wamarifataka.
Demikian pula sosok Imam
Naqsabandi.RA diceritakan Abah Anom.RA riwayat sejarah kehidupannya yang
dihukum pancung dengan menyerah kepada Rabbaniyatul Hukum (Hukum Allah) dengan
prinsip Rabbaniyatul I’lmnya, beliau berhasil mengakhiri hidupnya dengan dua
kalimat syahadat yang harum wanginya. Beliau divonis hukum pancung waktu itu
karena diduga telah sirik terhadap Allah lantaran faktor sebab kondisi lingkungan yang
rata-rata adalah para kafir. Dengan keyakinan dirinya terhadap Allah yang Maha
Bijaksana, Maha Alim, Maha Pengampun dan Maha Penerima Tobat dirinya mengambil
keputusan menyerah kepada Hukum Allah untuk menebus dosa-dosanya dan berhasil
menjadi Imam Besar yang cara tobatnya termasuk benar-benar yang dicintai oleh
Allahu ta’ala.
Kebetulan malam akhir di bulan
Ramadhan ini termasuk malam-malam yang dimuliakan Allahu ta’ala, Rasulullah.SAW
di bulan ini menyarankan kepada umatnya yang ingin sungguh-sungguh mendapatkan
Lailatul Qadar agar berdoa meminta ampunan terhadap Allah, karena pada malam
mulia yang bersifat sir dirahasiakan Allah terdapat kebesaran dan kesempurnaan
Allahu ta’ala yang kita cinta kasih dan sayang semata-mata karena allah juga.
Hamba sesali diri dan takut pada
illahi allahu rabbi dimanakah tempatku nanti dimalam 21 dan 23 Ramadhan. Yaa
Allah hamba menyerah pada hukummu Rabbaniyatul Hukm dengan berpegang pada
Rabbaniyatul Ilm yang engkau anugerahkan pada diri kami. Rabbi Anzilni
Munzalan Mubarakan Waanta Khairul
Munzilin. Tobat Yaa Allah.