Sabtu, 29 Oktober 2016

Manusia Tidak Ada Yang Sempurna

BISMILLAHIRAHMANIRAHIM (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang).
Sejarah manusia berawal dari Nabi Adam.AS dan Siti Hawa yang menurut catatan sejarah pernah hidup dan tinggal di surga. Dari Beliau berawal penciptaan manusia yang kini tinggal dan banyak hidup di dunia dari generasi ke generasi maupun zaman. Manusia diciptakan Allah.SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi dengan menjalankan perintah Allah.SWT dan menjauhi larangannya. Kendati setiap manusia tidak ada yang sempurna.

Allah.SWT memilih Rasul dan Nabi untuk menjalani tugasnya di muka bumi dengan menyampaikan pesan amanah kepada seluruh umat manusia di dunia. Tiada lain  untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan apapun. Selain itu senantiasa mengajak untuk selalu ingat padaNya dengan menjalankan perintahNya berupa  kewajiban seperti sholat, puasa, jihad, dan sedeqah.  Juga bershalawat terhadap Nabi Muhammad.SAW  selaku manusia pilihan yang patut untuk diteladani karena sosoknya yang baik.

Firman Allah: Tiadalah mereka diperintah, kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama, lurus, dan mendirikan sholat, mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah 5)

Dalam kehidupan manusia di dunia, dimulai dari dalam kandungan Rahim Ibu selama 9 bulan.  Berasal dari setetes air mani berubah menjadi segumpal darah lalu menjadi daging dan lahir ke dunia untuk menjalani kehidupan.
Di dunia dengan usia yang diberi, arah mana dipilih dalam menghadapi sunahtullah kehidupan. Baik-Buruk, Kanan-Kiri, Atas-Bawah. Allahu’Alim, sudah menjadi bahan catatan Malaikat yang bertugas di kanan kiri anggota tubuh karena setiap perbuatan pasti mendapatkan balasan dari Allah.SWT.
Sudah taatkah kita kepada perintah Allah.SWT dan Rasulullah.SAW ? terutama kala menjalani kehidupan di dunia dengan umur atau usia yang masih ada tersisa. Sungguh beruntung orang –orang yang menjalani kehidupan di dunia dengan selalu mengikuti perintah Allah.SWT dan meneladani Rasulullah. SAW. Lantas bagaimana dengan orang-orang yang lalai dan mengabaikannya ?
Jika arah salah itu dosa pasti azab siksa, sebaliknya jika benar itu pahala balasannya. “Yaa Allah Ampunilah kami dan lindungilah kami dari Azab dan siksaMu. Berilah kami petunjuk Hidayah InayahMu dalam menjalani kehidupan di dunia terutama di sisa usia kami untuk tetap taat dan meningkatkan taqwa terhadapMu”.

Pasal TOBAT.

Menyusuri Maqamat Inabah dan Tobat. Terbesit diri setelah sekian lama lalai mengingat Illahi Rabbi, mendapatkan curahan taufik hidayah kembali pada Illahi. Tobat…Tobat…Tobat…Yaa Allah.
Tobat itu WAJIB DARI TIAP DOSA. Maka jika ma’siat (dosa) itu hanya antara Ia dengan Allah, tiada berhubungan dengan hak manusia, ada tiga syarat tobat:
1.       Harus menghentikan ma’siat.
2.       Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
3.       Niat bersunggguh-sunggguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Dan apabila dosa itu ada hubungan dengan hak manusia maka tobatnya ditambah syarat keempat yaitu:
4.       Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan minta ma’af atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.

Firman Allah: Bertobatlah kamu kepada Allah hai orang-orang yang beriman. Supaya kamu untung (bahagia). (Annur 31)

Firman Allah: Mintalah ampun kepada Tuhanmu dengan membaca Istighfar, dan kembali bertobatlah kepadaNya. (Hud 3)

Firman Allah: Hai sekalian orang yang beriman, tobatlah kamu kepada Allah dengan sungguh-sungguh. (Attahrim 8)

Anas bin Malik r.a berkata: Bersabda Rasulullah.SAW: Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat seorang hambaNya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan. (Buchary, Muslim)

Demikianlah tuntunan Rasulullah.SAW kepada kita umat Islam yang percaya kepada ajaran dan tuntunanNya, sebab istighfar itu bagi manusia merupakan suatu alat yang terbaik untuk taqarrub mendekat kepada Allah,  sebab disitu ada pengertian pengakuan sebagai hamba yang lemah, disamping pengakuan terhadap kebesaran Allah dan kekuasaanNya yang mutlak tidak terbatas.

Abdullah bin Umar r.a berkata: Bersabda Nabi SAW: Sesungguhnya Allah tetap menerima tobat seseorang hambaNya selama ruh (nyawanya) belum sampai ditenggorokan (hampir mati sekarat). (Attirmidzy)

Ketika semua telah menjalani kehidupan didunia dengan amal perbuatannya masing-masing. Selanjutnya masuk kubur untuk proses awal  perhitungan amal perbuatan. Dan setelah ditetapkan Allah.SWT memasuki hari akhir bagi dunia (red. kiamat) untuk selanjutnya dibangkitkan kembali seluruh umat manusia untuk perhitungan amal perbuatan di akhirat nanti.

Sebagaimana Hadist Rasulullah.SAW menyampaikan:
Hudzaifah dan Abu Hurairah r.a. keduanya berkata: Rasulullah.SAW bersabda: Allah akan mengumpulkan semua manusia, maka berdirilah kaum mu’minin di dekat surga, maka pergilah mereka kepada Nabi Adam.AS minta bantuannya: Wahai ayah mintakan untuk kami supaya dibukakan pintu surga. Jawab Nabi Adam: Adakah yang mengeluarkan kamu dari surga, selain dosa ayahmu ini ? maka bukanlah saya yang berhak untuk itu, pergilah kamu kepada putraku Ibrahim.AS Jawab Nabi Ibrahim.AS : Bukan saya yang berhak untuk itu, saya sebagai khalilullah di belakang-belakang, pergilah kamu kepada Musa.AS yang telah berbicara langsung dengan Allah. Maka pergilah mereka kepada Musa.AS. Jawab Musa.AS: Itu bukan bagianku, pergilah kamu kepada Isa Kalimatullah. Jawab Isa: Itu bukan bagianku. Maka pergilah mereka kepada Nabi Muhammad.SAW. Maka berdirilah Nabi Muhammad.SAW dan diizinkan baginya, kemudian dilepaskan amanat dan Rahim (kerabat/family) berdiri di kanan kiri shirat (jembatan yang menuju ke surga). Maka menyeberanglah bagian pertama bagaikan kilat. Abu Hudzaifah bertanya: Bagaikan kilat? Jawab Nabi: Tidakkah kamu melihat lalu lintasnya sekejap mata. Kemudian bagian kedua, bagaikan kecepatan terbang burung, kemudian bagaikan lari orang yang sangat kencang, dan semua itu dilarikan oleh amal perbuatan mereka sendiri, sedang Nabimu (Nabi Muhammad.SAW) ketika itu berdiri di atas shirat sambil berdoa: Robbi Sallim Sallim (Ya Tuhan Selamatkan-Selamatkan), hingga (sampai  giliran pada orang-orang yang) lemah ‘amal perbuatan-kebaikannya, sehingga orang itu tidak dapat berjalan kecuali merangkak-rangkak (ngesot), sedang di tepi kanan kiri shirat ada bantolan yang diperintah untuk mengambil orang-orang yang harus diambilnya, maka ada yang luka tetapi selamat, dan ada yang tersungkur ke dalam neraka. Abu Hurairah ra berkata: Demi Allah yang jiwa Abu Hurairah ditanganNya, dasar neraka jahanam itu dalamnya sejauh tujuh puluh tahun menurun (ke bawah). Hadist Riwayat (Muslim).



Jumat, 28 Oktober 2016

Rabbaniyatul Hukum

 Pasal :  HARUS MENURUT TUNDUK PADA  HUKUM ALLAH (RABBANI’YATUL HUKM)  DAN BAGAIMANA SAMBUTAN SEORANG YANG DIAJAK KEMBALI (INABAH) KEPADA HUKUM ALLAH ATAU DIPERINTAH KEBAIKAN ATAU DICEGAH DARI MUNKAR.

Firman Allah: Tidak, demi Tuhanmu mereka tidak beriman, sehingga bertahkim (berhakim) padamu dalam segala sengketa mereka, kemudian tidak merasa berat dalam hati mereka menerima hukum putusanmu, dan menyerah bulat-bulat. (An-Nisa’65)

Sesungguhnya sambutan orang mu’min apabila diajak kembali kepada Allah dan Rasulullah untuk menghukumi antara mereka, yalah berkata: Kami mendengar dan ta’at. Dan mereka yang untung bahagia. (An-Nur 51)
           
   Abu Hurairah r.a berkata: Ketika turun ayat: LILAHI MAFIS SAMAWAATI WAMA FIL’ARDLI WA IN TUBDU MA FI ANFUSIKUM AU TUKHFUHU JUHAASIBKUM BIHILLAAH.  Artinya:Bagi Allah kekuasaan langit dan bumi, apabila kamu keluarkan isi hatimu atau tetap kamu sembunyikan akan diperhitungkan oleh Allah.

Terasa berat yang demikian itu pada sahabat-sahabat Nabi s.a.w. Sehingga mereka datang kepada Rasulullah dan jongkok sambil berkata: Ya Rasulullah kami dapat menerima kewajiban-kewajiban yang dapat kita kerjakan, yaitu sembahyang, jihad, puasa, dan sedekah. Dan kini telah diturunkan ayat ini, kami merasakan tidak dapat melaksanakan dan tidak kuat menanggungnya. Menanggapi hal itu lalu Rasulullah bersabda: Apakah kamu akan berkata sebagaimana ahlil- kitab yang sebelummu.

Kami mendengar dan melanggar. Kamu harus berkata: Sami’na wa atha’na ( Kami mendengar dan ta’at) GHUFRONAKA RABBANA WA ILAIKAL MASHIR. (Ampunkan kami ya Tuhan kami dan kepada Mu bakal kembali) Dan ketika ajaran itu telah dibaca oleh para sahabat, sehingga ringan lidah mereka membacanya, Allah menurunkan ayat lanjutannya: AAMANAR RASULU BIMA UNZILA ILAIHI MIN ROBBIHI WAL MU’MINUNA KULLUN AAMANABILLAHI WAMALA’IKATIHI WA KUTUBIHI WA RASUL-IHI LAA NUFARRIQU BAINA AHADIN MIN RASULIHI WA QAALU SAMI’NA WA ATHA’NA GHUFRONAKA ROBBANA WA ILLAIKAL MASHIR. ( Sungguh telah percaya Rasulullah dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, juga kaum mu’minin masing-masing telah percaya kepada Allah dan MalaikatNya dan kitab-kitabNya dan Nabi-Nabi utusanNya, tidak membeda-bedakan antara salah seorangpun dari utusan-utusan itu, dan berkata mereka: Kami mendengar dan ta’at, ampunkanlah hai Tuhan kami dan kepadaMu akan kembali). Dan ketika telah dilaksanakan yang demikian itu Allah memansukhkan hukum ayat yang diatas itu dengan ayat yang terakhir yang berbunyi: LA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLAWUS’AHALAHA MA KASABAT WA ALAIHA MAKTASABAT (Allah tidak memaksakan pada seseorang kecuali sekuat tenaganya, baginya keuntungan dari usahanya, sebagaimana diatas tanggungannya resiko apa yang telah dikerjakannya). RABBANA LA TU’AKHIDZNA IN NASINA AU AKH-THO’NA. Dijawab:  ,,Ya”    ,,ROBBANA WALA TAHMIL ALAINA ISHRAN KAMA HAMALTAHU’ALALLADZINA MIN QOBLINA. Dijawab: ,,Ya’’ ROBBANA WALA TUHAMMIL-NA MALA THOQOTA LANA BIHI. DIjawab: ,,Ya” WA’FU ANNA WAGHFIR LANA WARHAMNA ANTA MAULANA FANSHURNA ALAL QAUMIL KAFIRIN. Dijawab: ,,Ya”
(Ya Tuhan kami janganlah menuntut kami jika kami lupa atau keliru. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan kami, jangan menanggungkan pada kami keberatan-keberatan sebagaimana yang Tuhan tanggungkan pada orang-orang yang sebelum kami. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan kami jangan menanggungkan pada kami yang di luar kekuatan kami. Jawabnya: Ya.  Ma’afkanlah kami dan ampunkan kami, dan kasihanilah kami. Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi kaum kafir. Jawabnya: Ya.) Hadist Riwayat Muslim.


Selasa, 25 Oktober 2016

Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah

                Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan Salam semoga terus selalu tercurah atas junjungan baginda Nabi Muhammad.SAW beserta seluruh keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman nanti. Tekad kami mencintai mereka dengan niat semata-mata karena Allah dan terus mengikutinya dengan meneladani mereka yang tergolong orang-orang sholeh.

Aku bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah. Allah Maksudku Maghfirah dan RidhoNya Tujuanku. Yaa Allah jadikanlah diriku tempat persinggahanMu, Ampunilah kesalahanku yang diketahui dan tak diketahui. Curahkanlah taufik hidayahmu kepada diri Kami dan tetapkanlah Istiqomah ta’at kepada Allah dengan Cinta Kasih Sayang kepadaNya, Yaa Allah curahkanlah rahmat kasih sayangmu terhadap diri kami, kepada orang tua kami, kepada anak istri kami,  kepada saudara-saudara kami, kepada yang ada disekitar kami, kepada pimpinan kami, dan guru kami yang kami cinta kasih sayang semata-mata karena Allah.


Yaa Allah lindungilah kami dari azabMu, dari kemurkaanMu, dan dari kebencianMu. Yaa Allah kami berserah kepadaMu Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah. Yaa Allah tolonglah kami di sisa hidup kami untuk terus bertakwa dan beriman kepada Allah, kencangkanlah tekad kami menuju pada Allah dan Rasulullah.SAW. Yaa Allah berilah kami rezeki, berilah kami taufik dan hidayah kepada kami untuk tetap terus berada dalam curahan asuhan kasih sayangmu. Tobat Yaa Allah…Tobat Yaa Allah…Tobat Yaa Allah. 

Rabu, 05 Oktober 2016

Cinta Karena Allah

Keutamaan orang yang saling cinta kasih sayang semata-mata karena Allah. Mereka yang meletakan hallikhwal keadaan hati berupa cinta kasih dan sayangnya semata-mata karena Allahu ta’ala mendapatkan hak utama dan wajib dari Allahu ta’ala berupa Cinta Allah.

Sebagaimana di dalam hadist qudsi Allah berfirman,
“Kecintaan-Ku wajib Aku berikan kepada orang-orang yang saling mencintai di jalan-Ku, orang-orang yang berteman di jalan-Ku, orang-orang yang saling mengunjungi di jalan-Ku dan orang-orang yang saling memberikan pengorbanan di jalan-Ku.” (HR.Malik, Al Misykah, Juz III, No.5011)

Santri Pondok Pesantren meletakan hallikhwal berupa rindunya semata-mata karena Allah sambil mengingat teman pondokannya dan guru mursyid pembimbing nya di Inabah. Mereka komitmen membangun tali persahabatan dengan niat semata-mata karena Allah, dari mulai cinta, kasih, sayang, rindu karena Allah demikian sebaliknya bencipun karena Allah.

                Membangun tali silahturahmi jauh dekat untuk saling berkunjung karena cinta kepada Allah, maka Allah akan menjaga mereka dengan cinta-Nya. Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan menundukan seluruh makhluk untuk-Nya agar mencintainya. Sebagaimana Hadist dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,

“Sesungguhnya orang yang mengunjungi saudaranya di desa yang lain, maka Allah mempersiapkan malaikat selama perjalanannya. Malaikat bertanya, ‘Kamu hendak pergi kemana ?’ Orang itu menjawab, ‘Aku hendak mengunjungi saudaraku di desa ini’. Malaikat bertanya lagi, ‘Apakah kamu memiliki kepentingan yang berkaitan dengan harta materi padanya ?’. Dia berkata, ‘Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah’. Malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang di utus padamu (untuk mengabarkan) bahwa sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana mencintai-Nya karenamu’.” (Muslim)

                Demikian pula majelis ilmu di desa-desa yang setiap hari sabtu menghadiri majelis ta’lim Guru Sekumpul Martapura, KH.Abdul Ghani RA. Disamping menuntut ilmu kepada Beliau sekaligus menjalin tali silahturahmi antar sesama muslim hingga termasuk orang-orang yang saling mengunjungi di jalan-Ku dan orang-orang yang saling mencintai sesama saudaranya  karena Allah juga cinta gurunya yang arif karena Allah.
                Nabi memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang baru masuk Islam, Nabi berkata, “Orang yang paling aku cintai di antara kamu adalah orang yang paling bagus akhlaknya,  yaaitu orang yang lemah lembut perangainya; serta dermawan yaitu orang-orang yang berlemah-lembut. Adapun orang yang paling aku benci adalah orang yang suka mengadu-domba, suka memecah-belah antara orang-orang yang saling mencintai dan yang suka mencari-cari aib orang-orang yang mulia.” Hadist Riwayat Thabrani Al Misykah, Juz III halaman.323 no.33)

                Umar RA pernah berkata, “Apabila salah seorang dari kamu mendapatkan cinta dari saudaranya maka pertahankanlah cinta itu, karena sedikit sekali orang bisa mendapatkan cinta” Al Fadhl berkata, “Seorang yang memandang wajah saudaranya dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta, maka itu merupakan ibadah.”

“Orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan mendapatkan mimbar-mibar yang terbuat dari cahaya dan senantiasa bergembira dengan para nabi dan syuhadah.” (Hadist riwayat Tirmidzi, Al Misykah, juz.III, no.5011)


Yaa Allah semoga shalawat dan salam terus selalu tercurah untuk nabi Muhammad.SAW  yang kami cinta kasih sayang karena Allah beserta sahabat dan keluarga beliau hingga akhir nanti. Yaa Allah bentangilah kami dengan curahan asuhan cinta kasih sayang-Mu terhadap kami yang saling mencintai kasih dan sayang karena Allah. Bentangilah kepada orang tua kami, anak istri kami, keluarga kami, teman kami, yang ada disekitar kami, kepada pimpinan dan guru kami yang kami cinta kasih sayang karena Allah. Lindungilah kami dari kemurkaan-Mu, azab-Mu, dan Kebencian yang diniatkan karena Allah.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls