Sedih, takut, dan penyesalan yang
menyelimuti dada ketika menyadari kekhilafan lantaran kelewat batas kelakuan
diri. Alhamdulillah, teringat Pangersa Abah Anom guru kita yang kita cinta,
kasih, dan sayang karena Allah, pernah memberi pelajaran kepada kita yang
pernah di talqin zikir akan betapa penting-Nya bertobat kepada Allah dan
berpegang pada tali agama Allah.SWT.
Sebagaimana firman Allah yang maha
bijaksana, lemah lembut lagi pengasih dan penyayang. “Katakanlah : Hai
hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguh-Nya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguh-Nya Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.“
Untuk itu jangan berputus asa dalam
memohon ampunan-Nya, bangun niat kembali untuk ‘Inabah’ kepada-Nya dengan
menjalani sisa kehidupan ini dengan berusaha taat dan berserah kepada-Nya.
Karena walau bagaimana-pun, kita ini tak ada daya dan upaya yang semua gerak
diam jiwa kita dalam genggaman-Nya.
“Dan, (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak akan
meneruskan perbuatan keji itu, sedangkan mereka mengetahui. “(Ali-‘Imran : 135)
Dan juga firmanNya:
“Dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada Allah,
nescaya dia mendapati Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’:
110)
FirmanNya yang lain:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar
di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, nescaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu) yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat
yang mulia (syurga).” (An’Nisa’: 31)
FirmanNya yang lain:
“…sesungguhnya jikalau mereka
ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan
Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 64)
“Dan sesungguhnya Aku Maha
Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, beramal soleh, kemudian
tetap di jalan yang benar. (Thaha: 82)
Tatkala Nabi Musa ‘Alaihissalam
secara tidak sengaja membunuh seseorang, maka dia berkata:
“…Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah
menganiaya diriku sendiri, kerana itu ampunilah aku.” (Al-Qashash: 16)
Juga firman Allah Ta’ala yang
menjelaskan tentang Nabi Daud ‘Alaihissalam setelah menyatakan taubatnya dan
Allah Ta’ala mengampuninya:
“Maka Kami ampuni baginya kesalahan
itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang sangat dekat pada sisi Kami
dan tempat kembali yang baik.” (Shad: 25)
Sungguh, Allah benar-benar Maha
Pengasih dan Maha Mulia! Bagaimana tidak, Dia masih menawarkan rahmat dan
magfirahNya kepada orang-orang yang mereka yakini triniti (Allah itu salah satu
dari Tuhan yang tiga). Firman Allah Ta’ala tentang mereka:
“Sesungguhnya kafirlah orang yang
mengatakan :’ Bahawasanya Allah adalah salah satu daripada yang tiga’, padahal
sekali-kali tidak tidak ada llah lain selain Allah Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat
kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya! Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Al-Ma’idah: 73-74)
Dalam sebuah hadith shahih,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Allah Tabaarakawa Ta’ala berfirman:
“Wahai anak Adam, selama kalian mahu memohon dan mengharapkan (keampunanKu),
tentu akan Aku ampuni semua dosa-dosa kalian dan Aku tidak peduli (meskipun
dosa kalian banyak). Wahai anak Adam, sekalipun dosa-dosa kalian menumpuk
setinggi langit, kemudian kalian memohon ampunanKu, tentu akan Aku ampuni dosa
kalian dan tidak Aku pedulikan (meskipun dosa yang kalian kerjakan itu dosa
besar). Wahai anak Adam, sekiranya kalian datang kepadaKu dengan dosa sepenuh
isi bumi, kemudian kalian mati dengan tidak menyekutukanKu dengan apapun, Aku
akan memberikan ampunan sepenuh isi bumi kepada kalian.”
Dalam sebuah hadith shahih yang
lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membuka
tanganNya pada waktu tengah malam untuk menerima taubat orang pada siang hari
dan membuka tanganNya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang
melakukan dosa pada malam hari, sehingga matahari terbit dari sebelah barat.”
Dalam sebuah hadith qudsi
disebutkan:
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya
kalian berbuat dosa, baik pada malam hari mahupun siang hari, sedang Aku
mengampuni semua dosa-dosa iti. Oleh kerana itu, mohonlah ampunan kepadaKu,
nescaya akan Aku ampuni kalian.”
Dalam sebuah hadith shahih yang
lain disebutkan:
“Demi Dzat yang menggenggam jiwaku,
sekiranya kalian tidak pernah berbuat dosa, nescaya Allah akan mematikan kalian
dan menggantikan dengan kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampun kepada
Allah dan Allah pun mengampunkan mereka.”
“Demi Dzat yang menggenggam jiwaku,
sekiranya kalian tidak pernah berbuat dosa, sungguh aku khuatir kalian akan
melakukan hal yang lebih berbahaya daripada sekadar dosa, iaitu ujub
(kesombongan).”
Juga disebutkan dalam hadith shahih
yang lain:
“Semua orang di antara kalian pasti
pernah melakukan dosa dan sebaik-baik orang melakukan dosa adalah mereka yang
mahu bertaubat.”
Pada kesempatan yang lain,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Sungguh Allah sangat senang dengan
taubat hambaNya ketika dia bertaubat kepadaNya. Bahkan lebih senang daripada
seseorang yang kehilangan untanya di tengah gurun pasir, sedangkan di atas unta
itulah terdapat segala perbekalan makanan dan minuman sehingga ia merasa putus
asa. Selanjutnya, dia menuju sepohon dan berbaring lesu dalam naungan
rendangnya. Dia merasa putus asa dengan untanya. Ketika dia merenungi nasibnya,
tiba-tiba untanya telah berdiri dekatnya dan segeralah ia meraih tali
kekangnya. Bersangatlah gembira dia berkata; “Ya Allah, Engkau adalah hambaKu
dan aku adalah Tuhanmu!’ bersangatan gembiranya, dia sampai salah ucap seperti
itu.”
Dalam riwayat shahih yang lain,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang
melakukan dosa, kemudian berkata: ‘Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada
lagi yang dapat mengampuni dosa, kecuali Engkau.’ Setelah itu kembali malakukan
dosa dan berkata: ‘ Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada yang dapat
mengampuni dosa, kecuali Engkau’, kemudian dia melakukan dosa, lalu berkata: :
‘ Ya Allah, ampunilah dosaku, kerana tiada yang dapat mengampuni dosa, kecuali
Engkau’, maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “HambaKu tahu bahawa dirinya
mempunyai Tuhan yang boleh menyeksa hambaNya kerana berbuat dosa atau
mengampuni dosa hambaNya, maka silakan hambaKu melakukan apa yang dia sukai.”
Maksud semua hadith ini bahawa
Allah akan mengampuninya selama hamba itu bertaubat, meminta ampun dan
menyesali perbuatannya.
Doa kami “Ya Allah yang memiliki
bulan mulia ini yakni bulan Rajab, Ya Allah yang maha pengampun lagi maha
penyayang kami baru menyadari-Nya atas kebodohan kami yang telah melampaui
batas. Maka tolong-lah kami Ya Allah, dan ampunilah kami atas kesalahan dan
kekhilafan kami. Kami menyerah pada hukum-mu, dan berilah kami petunjuk dan hidayahmu
dan ampunilah kami serta terimalah tobat kami. Ya Allah engkaulah tujuan kami,
keridhoanmu dan maghfirahmua lah yang kami cari. Tetapkanlah hati kami padamu
Ya Allah, dan jadikanlah kami tempat persinggahanmu semata. Ya Allah kami
meletakan niat dari Allah karena Allah, dan ampunilah keburukan yang ada pada
diri kami yang berasal dari diri kami, sungguh engkau maha suci dan penyayang
lagi maha benar. Ya Allah kami mencintai karena mu, hanya engkaulah tempat
bersandar dan meminta pertolongan”.