Kamis, 22 Desember 2016

Mengenang Rasulullah.SAW Melalui Peringatan Maulid

Bulan Rabiul Awal bulan dimana Rasulullah.SAW dilahirkan dengan membawa rahmat bagi seluruh alam, dan dibulan ini pula Beliau meninggal dengan meninggalkan jalan yang benar juga terang benderang. Ajaran dan perilakunya selalu digugu, laksana cahaya bagi jiwa yang gersang.

Warga Rantau menabuh gendang rebana seraya bershalawat dan cucurkan air mata tanda rahmat (Kasih Sayang) di dapat dengan penuh rasa cinta, kasih, dan sayang kepada baginda Rasulullah.SAW sekaligus berharap bertemu dan menyambut kehadiran Rasulullah.SAW  di tempat. Tergambar  jelas dalam buaian ayunan di Masjid Al Mukarammah Banua Halat, dengan penuh harapan selalu dapat beserta Allah dengan cahaya rasulullah yang sudah melekat tertanam di dalam jiwa.

Kemajuan teknologi informasi modern saat ini, banyak orang kehilangan pegangan hidup dan suri teladan. Memperingati  kelahiran Rasulullah.SAW dengan menggelar Maulid merupakan bagian dari taqwa. Disitu kita bisa mengenang kembali sejarah dari Islam sekaligus juga mengingat Baginda Rasulullah dalam segala perilakunya.

I’tiqad terletak dalam hati dengan maksud Allah, Ridho Allah tujuan hidup dengan pegangan kalimat “Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah”.  Manusia diciptakan Allah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, dalam kesehariannya selalu berupaya mengabdi kepada Allah dengan petunjuknya meningkatkan keimanan dan taqwa secara ikhlas.

Pasal Niat Ikhlas  (Dalam Semua Perkataan Perbuatan Amal Lahir Batin)

Firman Allah:
Tiadalah mereka diperintah, kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama, lurus, dan mendirikan sholat, mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah 5)

Subhanallah dengan memperingati Maulid Rasulullah.SAW kita menghormati beliau, kelahiran Rasulullah.SAW adalah nikmat yang sangat besar, karena kehadirannya memberikan manfaat yang luar biasa bagi semua manusia, bahkan seluruh makhluk. Banyak orang yang semula tak beradab kemudian menjadi orang yang memiliki akhlak mulia berkat bimbingannya. Karena itulah perayaan Maulid Rasulullah sangat penting, disini kita akan diingatkan kembali peristiwa bersejarah dalam Islam, terutama sejarah manusia pilihan dan teladan.




Sabtu, 17 Desember 2016

Wasiat Rasulullah Menjelang Ajalnya

          Mengenal diri untuk melangkah mengenal Allah dan Rasulullah.SAW yang kita cinta kasih dan sayang semata-mata karena Allah. Untuk apa diri kita diciptakan didunia yang selanjutnya menjalani kehidupan di berbagai muka.
Manusia diciptakan Allah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun selain Allah dan untuk menjadi khalifah yang ikhlas tertutup pintu kemenangan untuk  umat muslim. Dalam keseharian selalu berupaya mengabdi kepada Allah dengan petunjuknya meningkatkan keimanan dan taqwa secara ikhlas serta selalu mengharapkan keridhoan Allah semata. Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Atini Mahabahtaka Wa Marifataka.
Sebagaimana khatib jum’at menyampaikan tentang bulan Rabiul Awal di bulan inilah Rasulullah.SAW dilahirkan ke dunia dengan membawa rahmat bagi alam. Rasa kecintaan untuk menteladani kehidupan Rasulullah masih bergelora didalam dada, semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rasulullah yang penuh dengan kesederhanaan juga semakin tertanam di setiap jiwa insan yang mengaku sebagai umat beliau, karena Rasulullah rahmat untuk alam.  Dalam Firman Allah SWT : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Surat Al-Anbiya:107).
Rasulullah.SAW juga merupakan panutan bagi seorang ayah, seorang suami, atau seorang kakek. Bahkan beliau juga sebagai panutan pengusaha, pemimpin negara sekaligus pemimpin umat. Karena Rasulullah.SAW rahmat untuk alam sejagat ini, peraturan yang dicanangkan Allah pun mengacu ide “kemaslahatan” diantara  manusia-manusia yang tidak pernah tahu juga mau tahu buat apa diciptakan Allah hidup ke dunia. Dengan diutusnya Rasulullah.SAW ke dunia dengan membawa cahaya ikhlas, Islam telah mampu merubah kehidupan umat manusia ke arah kehidupan yang penuh dengan makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan, dan kemakmuran.
 Pada bulan Rabiul Awal ini pula Rasulullah.SAW diwafatkan Allahuta’ala sungguh kisah wafatnya begitu menyayat hati luka itu masih berbekas walau itu sudah  14 abad berlalu jika kembali untuk dikenang. Pada saat Rasulullah.SAW mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami sekalian di kediaman ibu kita Siti Aisyah RA, kemudian beliau memandang kami tanpa sepatah kata sekalian sehingga berderailah air matanya dan bersabda:  “Semoga Allah mensayangi, menolong, dan memberikan petunjuk kepada kalian, Aku berwasiat agar kamu sekalian bertaqwa kepada Allah serta mentaatiNya. Dan janganlah kamu berlaku sombong kepada Allahuta’ala. Kalau sudah datang ajalku, hendaklah Ali yang memandikan, Fudhai bin Abas yang menuangkan air, dan Usamah bin Zaid yang membantu mereka berdua, kemudian kafanilah aku dengan pakaianku saja manakala kamu semua menghendaki, atau dengan kain Yaman yang putih. Ketika kamu sekalian memandikan aku, maka letakan aku diatas tempat tidurku dirumah ini, dekat dengan liang kuburku nanti”.
Mendengar ucapan itu, seketika para sahabat menjerit histeris saling menangis sambil berkata, “Wahai Rasulullah engkau adalah utusan untuk kami sekalian, menjadi kekuatan jamaah kami, dan selaku penguasa yang mengurus perkara kami, kalau engkau telah tiada, lalu kepada siapa kami mengadukan semua persoalan kami?”
Rasulullah SAW bersabda: “Telah ku tinggalkan padamu sekalian pada jalan yang benar juga di atas jalan yang terang benerang  dan telah ku tinggalkan pula untuk kamu sekalian dua penasihat yang satu pandai berbicara dan yang satu pendiam. Yang pandai bicara adalah Al-Qur’an dan yang diam saja adalah ajal (maut). Apabila ada persoalan yang sulit bagimu, maka kembalilah kamu sekalian kepada Al-Qur’an dan Sunahku dan kalau hatimu keras membatu, maka lenturkanlah dia dengan mengingat kematian”.



Rabu, 14 Desember 2016

Inabah

Ar-Rahmaan (Yang Maha Pengasih)  Ar-Rahiim (Yang Maha Penyayang)
Yaa Allah Bentangilah Kami Curahan Kasih dan SayangMu kepada diri kami. Kepada Orang Tua kami, Keluarga Kami, Anak dan Istri Kami, Yang ada di sekitar kami, Pimpinan dan Guru-Guru kami yang kami Cinta, kasih, dan Sayang karena Allahu ta’ala Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad.SAW utusan Allah.
Al-Hafiddu Al Muhaimin ( Yang Maha Memelihara) Al-Waliyyu (Yang Maha Melindungi)
Lindungilah kami Illahi Rabbi dari Kemurkaan dan Kebencian yang dapat menimbulkan azab. Sesungguhnya kepada siapa lagi kami berlindung dan bernaung selain pada Allah Tuhan seru sekalian Alam.
At-Tawwaabu (Yang Maha Penerima Tobat) Al-Ghaffaar Al-Ghafuuru (Yang Maha Pengampun)
Firman Allah: Mintalah ampun kepada Tuhanmu dengan membaca Istighfar, dan kembali bertobatlah kepadaNya. (Hud3)
Firman Allah: Bertobatlah kamu kepada Allah hai orang-orang yang beriman, supaya kamu untung (bahagia). (Annur 31)
Yaa Allah bentangilah maghfirahMu kepada diri kami, Allah maksud kami dan ridho illahi tujuan hidup kami. Sebagaimana lantunan talqin zikir guru Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya Jawa-Barat kepada Kami Illahi Anta Maksudi Waridhoka Matlubi Attini Mahabahtaka Wa Ma’rifataka. Laa Illaha Illaallah (Tiada Tuhan Selain Allah).
                Sebagaimana hallikhwal manusia bahwa  tidak ada yang sempurna. Dengan tobat kembalinya kita kepada Allah (Inabah) kita lakukan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Syukur Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah) karena kita tobat Istighfar lalu mendapatkan Maqamat dari Allahu ta’ala. Apa sih maqamat itu ? maqamat adalah struktur jenjang maqam bagi para santri yang telah mengecap Iman Islam, menyusuri jenjang formasi tingkat keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah.SWT. Karena itulah maqamat Tobat adalah kunci dasar titian jalan menuju kepada Allah yang maha tinggi Al-Aliyyu (Allah Yang Maha Tinggi).  Dari dasar anugerah tobat  terus mengiringi struktur titian garis vertical jenjang formasi maqamat lebih tinggi seperti Al-Quthub dan Al-Ghaust milik para Alim Ulama dan Aulia Allah.
 Mari kenali Istighfar tobat yang kita lakukan dengan Maghfirah (Ampunan Allah) ? Tobat yang kita lakukan adalah upaya ikhtiar kita untuk memperoleh ampunan Allah. Karena Allah memang Maha Pengampun lagi Penerima Tobat. Jika sudah upaya tobat  yang kita lakukan selanjutnya Allah menganugerahkan kepada kita Maghfirahnya dengan membentangkan curahan rahmat kasih dan sayangNya. Karena Maghfirah (Ampunan Allah) itu datangnya dari Allah untuk manusia.
Anas bin Malik Ra berkata: Bersabda Rasulullah.SAW: Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat seorang hambaNya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali miliknya yang berharga  dengan tiba-tiba.

Pasal Tobat
                Tobat itu WAJIB DARI TIAP DOSA. Maka jika ma’siat (dosa) itu hanya antara dirinya dengan Allah, tiada berhubungan dengan hak manusia, ada tiga syarat tobat:
1.       Harus menghentikan ma’siat.
2.       Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
3.       Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Dan apabila dosa itu ada hubungan dengan hak manusia maka tobatnya ditambah syarat yaitu:
4.       Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan minta ma’af atau halalnya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.

Yaa Allah Yaa Hayyu ( Maha Hidup) Yaa Qayyuumu ( Maha Berdiri Sendiri).

Jumat, 02 Desember 2016

Cinta Abah Anom dan Abah Zain Karena Allah

Khatib Jum’at kali ini menyampaikan keutamaan Cinta atau dalam bahasa arabnya disebut Mahabah. “Barang siapa seseorang yang dikaruniai empat orang anak dan tidak satupun diantaranya tidak menamainya dengan nama Muhammad, itu menandakan kecintaan terhadap Rasulullah.SAW belum masuk meresap ke dalam hatinya, “katanya.

Menurutnya kecintaan pada sesuatu akan menimbulkan berbentuk hallikhwal atau keadaan hati seperti sering menyebut dan mengingat nama yang dicintainya. Bisa juga nama yang dicinta diabadikan dalam peristiwa penting dalam perjalanan kehidupannya. Dan ketika cinta itu sudah tertanam dalam hati ketika disebut nama orang yang dicinta itu, dirinya pun akan ikut bergembira.

Apa arti Hallikhwal ?  Hallikhwal atau Keadaan Hati merupakan satu diantara struktur jenjang keadaan hati. Hallikhwal itu adalah anugerah Allahu ta’ala dari mulai cinta, rindu, anggun atau malu hingga kejang-kejang seperti gelisah dan rasa lainnya. Bedannya Hallikhwal dengan Maqamat dan Pendidikan kendati masih dalam struktur jenjang yang sama dalam baris horizontal. Garis vertical tegak lurus hubungan dengan Tuhan dan Horizontal hubungan dengan sebelah menyebelah.
Syarat mendapatkan hallikhwal keadaan hati ini kuncinya adalah cinta, dengan cinta atau disebut mahabah inilah tahap awal menaiki jenjang keadaan hati yang dianugerahkan Allah.SWT. Bedanya dengan Maqamat, kalau maqamat kuncinya adalah inabah dan tobat kepada Allah dengan diri mendapatkan inayah dan hidayah untuk kembali dan bertobat kepada Allah maka dirinya mulai menjajaki jenjang maqamat dari Allahu ta’ala. Jika pendidikan dimulai dengan sekolah mulai dari Paud, TK, SD hingga ke tingkat lebih tinggi.

Setiap seseorang berbeda-beda dalam mengartikan cintanya. Karena itulah Rasulullah.SAW menyampaikan pasal demi pasal keutamaan cinta karena Allah, dan menganjurkan serta memberi tahu kepada Allah, dan orang yang dicinta karena Allah, dan jawaban orang yang diberi tahu.
Firman Allah:
Muhammad utusan Allah, dan mereka yang bersama dia, sangat keras menghadapi orang-orang kafir, dan belas kasih diantara sesama mereka. (Alfath29)
Firman Allah:
Dan mereka yang menjadi pribumi kota itu dan telah beriman sebelumnya, sangat kasih kepada siapa yang berhijrah kepada mereka. (Al-Hasyr 9)
Anas R.A. Bersabda Nabi.SAW: Tiga sifat siapa yang memilikinya akan merasakan kelezatan iman;(1.)Jika ia mencintai Allah dan Rasulullah lebih dari lain-lainNya.(2.)Jika ia mencintai sesama manusia sesame manusia semata-mata karena Allah.(3.)Enggan kembali kepada kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya, sebagaimana enggan dimasukan ke dalam neraka. (Buchary-Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya. Mereka adalah:

(1) Penguasa yang adil,

(2) Seorang pemuda yang tekun (tumbuh) beribadah kepada Allah,

(3) Seorang yang hatinya senantiasa bergantung (memikirkan dan mengusahakan kemakmuran) masjid,

(4) Dua orang  yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah,

(5) Seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh seorang wanita yang mempunyai jabatan dan kekayaan namun ia menolak dengan mengatakan ‘Aku takut kepada Allah’,

(6) Seorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan

(7) Seorang yang berdzikir saat sedang sendirian hingga menangis karena rasa takutnya kepada Allah” (HR. Bukhari, Muslim)


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls